"Waktu teman bilang ada mobil dua pintu di BSD, gue langsung meluncur ke lokasi dan ternyata... Belvedere coupe. Tanpa basa-basi langsung bawa pulang," kenang Jarek, sapaan karib Fajar yang menemukan mobilnya di tengah sawah di Tangerang.
Pilar dipotong
Keputusan Jarek mengambil Belvedere lantaran kondisinya yang sudah hancur berantakan sehingga lebih enak dimodifikasi dengan opsi full customize ketimbang dikembalikan ke masanya (Restorasi). Maka, Jarek dan adiknya, Gebyar Prakoso, secara perlahan membangun sedan eks konferensi Asia-Afrika di Bandung bergaya "Lead Sled".
Pengerjaannya memakan waktu sampai dua tahun. Biaya yang dikeluarkan untuk mengubah atap 'kate' sampai sekitar Rp 80 juta. Dari jumlah anggaran itu, pengeluaran terbesar untuk urusan bodi dan mesin. "Plymouth pertama yang dibuat chopped-top dan bergaya 'Lead Sled'," bangga mahasiswa Bisnis Advertising IMAGO ini.
Atap dibikin landai karena mengikuti buritan yang menjadi titik penting. Langkah awal dengan pemotongnan pilar A dan C yang diukur 25 cm dari atas. Setelah terlepas, posisi atap diputar 180 derajat sehingga atap depan bertemu pilar C dan atap belakang bersatu dengan pilar A. Supaya kelandaiannya begitu kentara, sudut pilar A dan C diturunkan lagi.
Tulang pintu, terutama bagian atas yang terpotong dibentuk mengikuti lekukan atap. Bahkan, sudutnya dibikin dua kali lantaran menurut majalah Classic America di Jepang tidak ada sudut yang lancip.
Selain pintu, lampu belakang juga dibenahi mengikuti atap dan tutup bagasi yang landai. Sirip belakang juga ikut dibenahi. Lalu, lubang tutup bensin ditutup dan dibuat yang baru di kompartemen bagasi. Hanya nut bodi dipertahankan agar aura Plymouth tidak hilang.
Ganti mesin
Karena lama teronggok di sawah, mesin tak bisa dipakai lagi karena karat dan korosi menempel mati di setiap sudut dapur pacu V8 tersebut. Sebagai gantinya, Jarek memilih Chevy 350 small block 5.700 cc. Dapur pacu buatan 1987 ini tak dibiarkan mendekam di ruang mesin ala kadarnya.
Langkahnya, meningkatkan performa dengan dimodifikasi stage II yang diserahi kepada mekanik Ade Botak. Semua sistem penggerak di mesin, mulai dari piston berikut setang sampai noken AS, menggunakan merek Summit Racing. Kecepatan 200 km/jam pun dicapai dengan cepat.
Untuk menyuplai bensin ke mesin supersangar itu, Jarek memilih karburator Edelbrock 600 Cfm yang dikalibrasi dengan camshaft bikinan CraneCams berdurasi 280 derajat. Tujuannya, selain bahan bakar mengikuti kemauan mesin, camshfat racing ini jadi pengatur debit bensin dan udara masuk dan keluar. Dengan begitu, power yang dihasilkan bisa dahsyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar